Sunday, January 8, 2012

Kiat Esemka, Momen Menuju Kebangkitan Otomotif Nasional

Barangkali nasib mobil Kiat Esemka tidak seperti ini kalau tidak ada aksi neko-neko Joko Widodo, alias Jokowi, sang arsitek Kota Solo. Walikota yang kerap dielukan karena sering berpihak pada kepentingan rakyat itu mengambil keputusan membeli mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo. Tidak tanggung, mobil bakal dipakai untuk keperluan dinas baik di dalam maupun luar kota.

Aksi Jokowi sempat mengundang reaksi negatif dari Gubernur Jawa Tengah dan Walikota Semarang. Jokowi dinilai mereka hanya pemimpin yang cari muka. Hanya saja, di balik komentar miring itu, tindakan Jokowi ini lantas membuka mata berbagai pihak. Ternyata ada potensi tersembunyi dari dunia otomotif nasional. Dan, pelakunya adalah generasi muda bangsa ini.
Gembar-gembor pemberitaan media massa lantas menampar muka pegiat slogan untuk mencintai produk dalam negeri. Kementrian Perhubungan sampai segera turun tangan untuk melakukan uji kelayakan atas mobil Esemka. Sejauh ini, mobil masih terkendala urusan emisi. Uji kelayakan memang harga mati. Sekali pun produk ini buatan anak negeri, faktor keselamatan harus tetap jadi prioritas utama.
Jokowi sendiri mengutarakan, sudah ada investor yang tertarik untuk menggarap mobil tersebut secara massal meski masih enggan menyebutkan. Semenjak pemberitaaan mobil ini pula, Jokowi mengaku, pesanan terhadap Esemka membludak. Mulai dari politisi sampai artis, sudah mengajukan pemesanan.
“Menteri, pejabat, walikota, artis dan masyarakat umum banyak yang pesan. Belum lagi yang pesan melalui Pak Sukiyat, Pak Wakil Walikota, maupun kepala sekolah SMK,” kata Jokowi, seperti dikutip VivaNews.
Sukiyat adalah pemilik bengkel dari mobil Kiat Esemka. Bengkelnya yang ada di Klaten, Jawa Tengah, kerap jadi tempat mangkal siswa SMK untuk magang. Hobinya yang suka utak-atik mobil membuatnya ingin merakit mobil sendiri. Terciptalah kerjasama dengan Direktorat Pendidikan Sekolah Kejuruan  sejak 2008. Sejumlah SMK di Jawa Tengah dan Jawa Timur banyak yang magang di sana.
Melihat dari spesifikasinya, mobil Esemka tidak kalah bagusnya dengan merek lain. Pada mobil Esemka Rajawali yang dipakai Jokowi, misalnya, punya panjang 5.035 mm dengan lebar 1.690 mm dan tinggi 1.630 mm. Mobil bisa diisi tujuh orang dan bermesin 1.500 cc. Multi pont injection 4 silindernya menghasilkan tenaga 105 Hp dengan putaran 5.500 RPM. Torsi puncak sampai dengan 145 Nm di 4.100 RPM. Blok mesin memakai produksi PT Autocar Industri Komponen (AIK).
Kelengkapan interiornya tersedia power steering, power windows, AC, sensor parkir, dan sebagainya. Tidak jauh beda dengan mobil SUV kebanyakan. Pastinya, komponen mobilnya hanya 20 persen yang impor. Selebihnya bahan lokal.

Komponen yang merupakan hasil impor di antaranya sistem injeksi dari Korea; ring seher, katup, altenator dari Jepang; transmisi dan axle dari China. Bahan dashboard juga dari China dengan desain interiornya dan bodi tetap dikerjakan di Kiat Motor Klaten.
Menurut Hadi Surjadipraja, Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor, Esemka bisa menjadi produk massal selama ada wujud nyata dari peran investor. Lulus uji merupakan modal awal, soal produksi massal itu urusan lain.
“Kalau sudah lulus uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan, dan akan di produksi massal, ini kembali lagi kepada investor, bagaimana komponennya akan diproduksi dan sebanyak apa,” kata Hadi, seperti dikutip DetikFinance.
Bener sekali. Tidak artinya keberadaan mobil ini tanpa segera disokong berbagai aspek pendukungnya, termasuk investor. Perkembangan mobil nasional (mobnas) bukan hanya berkembang saat ini saja. Dulu pernah ada mobil Timor yang kini tenggelam namanya.
Perkembangan mobnas diam-diam muncul dari tangan-tangan muda kreatif. Selain SMK 2 di Solo, ada pula SMK 1 Singosari di Jawa Timur yang juga merintis mobil Esemka. Saat ini sudah ada dua mobil yang berhasil dirakit para siswa dengan nama Digdaya 1.5.i dan Rajawali double cabin 4 x 4. Selain itu, mereka juga menyediakan suplai 200 engine kepada 10 SMK di Jawa Timur. Hebat!
Sementara di Solo, ungkap Jokowi, mesin Esemka 1.5i sudah siap 1.000 unit. Saat perizinan selesai, mobil ini sudah bisa diproduksi massal. Kalau sudah begini majunya otomotif nasional, bukankah pemerintah tinggal menindaklanjuti? Jadi, mari dukung kelangsungan otomotif nasional. Semoga tidak tenggelam seperti proyek mobnas generasi sebelumnya.

Sumber

0 comments:

Post a Comment

Mohon tinggalkan komentar, karena setitik komentar anda akan sangat berharga dan tak ternilai demi kemajuan blog ini.
Dan maaf, kalau admin tidak bisa langsung membalas komentar anda sekalian, karena jarang online lewat komputer.

Terima kasih :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...