SAMARINDA – Jembatan kebanggaan warga Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, sepanjang sekitar 710 meter runtuh ke Sungai Mahakam sekitar pukul 16.30 Wita kemarin. Tragisnya, saat insiden terjadi, suasana lalu lintas di atas jembatan yang menghubungkan Kota Samarinda–Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, tersebut cukup ramai.
Berdasarkan informasi yang diterima hingga tadi malam, empat orang ditemukan meninggal dunia dan 17 lainnya mengalami luka-luka. Dikhawatirkan korban akan bertambah mengingat saat kejadian banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang melintas di jembatan tersebut. Ratusan personel tim Search and Rescue (SAR) yang terdiri atas aparat kepolisian dan TNI sudah diterjunkan ke lokasi musibah untuk mengevakuasi korban.
Namun upaya pencarian yang dibantu warga sekitar tidak bisa dilanjutkan akibat minimnya cahaya dan kondisi lokasi yang masih membahayakan. “Penyebab ambruknya jembatan belum diketahui dan masih diselidiki,” ujar Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek saat ditemui di lokasi kejadian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons musibah dengan menggelar rapat darurat di Jakarta Convention Center (JCC),Senayan, Jakarta, kemarin.
Di sela-sela kesibukan acara resepsi pernikahan putranya, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dengan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Siti Ruby Aliya Rajasa atau Aliya, Presiden memanggil sejumlah menteri dan memerintahkan mereka untuk memantau secara langsung operasi tanggap darurat untuk pencarian korban. Rapat singkat digelar setelah Presiden SBY menerima laporan dari Gubernur Awang Faroek. “Baru saja dilakukan rapat singkat.
Bapak Presiden menginstruksikan kepada Menko Kesra dan Menteri PU (Pekerjaan Umum) malam ini juga ke lokasi kejadian,” ungkap Mensesneg Sudi Silalahi dalam keterangan pers di JCC, Senayan, Jakarta, kemarin. Selain Menko Kesra Agung Laksono dan Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Kesehatan Endang Rahayu juga diperintahkan segera terbang ke Kutai Kartanegara.
Presiden pun meminta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif untuk memberikan dukungan terhadap operasi evakuasi korban yang digelar aparat setempat. “Investigasi akan segera dilakukan, penyebab dan hal-hal yang menyebabkan runtuhnya jembatan tersebut,”tandas Sudi. Anggota Komisi V DPR RI Saleh Husein mengatakan, kejadian runtuhnya jembatan yang sering disebut Golden Gate itu menjadi catatan tersendiri bagi DPR.
Dalam waktu dekat, pihaknya segera meminta keterangan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Biasanya kami jadwalkan berkala, tapi dengan kejadian ini, kami akan minta pimpinan Komisi V untuk memanggil PU.Khususnya Direktur Jenderal Bina Marga untuk menjelaskan penyebab robohnya Jembatan Mahakam,”ujar Saleh kepada Seputar Indonesia (SINDO) tadi malam.
Menurutnya, seharusnya kejadian ini tidak terjadi jika kualitas infrastruktur menjadi faktor utama yang dikedepankan. Setiap tahunnya,Kementerian Pekerjaan Umum selalu mendapat alokasi anggaran yang paling besar dibandingkan kementerian lainnya. Bahkan, peningkatan alokasi anggaran setiap tahun selalu signifikan. “Dengan besarnya anggaran tersebut, kualitas infrastruktur baik jalan, jembatan harus diutamakan,” tandasnya.
Jika kualitas sarana dan prasaran publik dikedepankan, pihaknya yakin tidak akan terjadi kecelakaan yang merugikan masyarakat. Untuk diketahui,jembatan ini mulai dibangun pada tahun 1995 dan rampung pengerjaannya pada 2001, dengan kontraktor PT Hutama Karya (HK). Sekertaris Perusahaan Hutama Karya M kosim yang dikonfirmasi tidak memberikan jawaban. Runtuhnya jembatan mengingatkan pada kasus pemukulan terhadap 12 wartawan beberapa tahun silam.
Insiden yang dikenal dengan “kasus Golden Gate”terjadi karena wartawan itu dicurigai oleh Pemkab Kutai Kartanegara ingin memberitakan berbagai penyimpangan proyek di salah satu kabupaten terkaya di Indonesia itu, termasuk pembangunan jembatan tersebut. “Padahal, rombongan wartawan dari Jakarta diundang oleh Gubernur Kaltim saat itu, yakni Suwarna AF, untuk melihat kesiapan daerah menghadapi PON XVII-2008 di Kaltim,khususnya arena-arena (venues) di Samarinda dan Tenggarong,” ujar Zulkarnain Alregar, salah seorang korban pemukulan beberapa tahun silam.
Sementara itu Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kutai Kartanegara segera melakukan investigasi terhadap ambruknya jembatan. “Kita akan segera melakukan investigasi untuk menganalisis apa yang menjadi penyebab runtuhnya jembatan. Rencananya besok (hari ini,Red.) Kita akan mendatangkan perencana awalnya,”kata Kepala DPU Kutai Kartanegara,Didi Ramyadi, kemarin. Dia mengakui saat kejadian ada pekerjaan pemeliharaan jembatan.
Namun, belum ada pekerjaan fisik, karena masih dalam persiapan untuk melihat kondisi jembatan. Adapun pekerjaan yang rencananya bakal dilakukan hanyalah mengencangkan baut dan klam-klam serta settingtower yang posisinya sudah agak miring. Menurut dia, kontrak pemeliharaan yang dilakukan adalah pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun dan pemantauan dilakukan setiap lima tahun.
“Untuk total kerugian dengan nilai harga sekarang diperkirakan sekitar Rp200 miliar karena dulunya menghabiskan anggaran sekitar Rp150 miliar,”katanya. Didi memperkirakan untuk bisa membangun kembali jembatan yang menjadi kebanggaan warga Kutai Kartanegara tersebut, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun. “Kalau dananya ada paling cepat dua tahun, karena sudah ada tiang pancangnya,”katanya.
Seluruh Badan Jembatan Runtuh ke Sungai
Berdasarinformasidilapangan, jembatan runtuh sekitar pukul 16.30 Wita.Seluruh badan jembatan sepanjang tersebut runtuh ke dalam Sungai Mahakam berikut warga dan kendaraan yang sedang melintasinya. Saking besarnya konstruksi jembatan,suara gemuruh jembatan runtuh itu terdengar hingga beberapa kilo-meter. “Pertama saya mendengar suara petir lalu diikuti suara seperti benda jatuh ke air dengan kuat ketika saya keluar rumah, banyakorang ribut,”kata Farida, Warga Tenggarong Seberang yang rumahnya tak jauh dari jembatan itu, saat dihubungi dari Samarinda,Sabtu.
Menurut keterangan sejumlah warga, saat kejadian, suasana lalu lintas cukup ramai.Saat runtuh,lalu lintas di jembatan itu sedang diberlakukan satu jalur karena jalur yang satu sedang dalam perbaikan. Yudi, sopir truk yang menjadi saksi mata saat jembatan, runtuh memperkirakan ada lebih dari dua puluh kendaraan yang melintas di dua jalur (dua arah).
‘’Saat itu memang sedang ada perbaikan jembatan di tali-tali bagian atas tiang pancang.Jadi,saat itu ada sekitar delapan orang pekerja yang sedang memperbaiki jembatan,” ujar warga Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara itu. Seusai kejadian,Yudi mengaku sempat menolong pengendara motor, yakni ibu dan anaknya yang hampir tercebur ke sungai saat melintas.
Dia juga melihat dua mobil terapung di sungai dan penumpangnya selamat tapi terluka parah, sedangkan satu mobil tergantung di tiang pancang dan seorang penumpangnya juga berhasil keluar dengan selamat meski mengalami lukaluka di kepala. Dari sisi Kota Samarinda, terlihat beberapa kendaraan masih menyangkut di kerangka besi jembatan yang runtuh. Hingga pukul 20.00 Wita, ribuan warga masih memadati dua sisi Jembatan arah Kota Samarinda dan Tenggarong seberang.
Garis polisi telah dipasang untuk mencegah warga mendekati lokasi jembatan runtuh karena dikhawatirkan akan membahayakan sehubungan tiang pancang jembatan yang masih berdiri dikhawatirkan runtuh. Warga sempat dua kali panik dan berlarian ketika terdengar suara “krak” karena dikhawatirkan kedua tiang itu ikut runtuh. Jembatan yang menjadi ikon Kutai Kartanegara itu diresmikan pada 2001 dengan bentang bebas atau area yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter dari total panjang jembatan sekitar 710 meter.
Dengan panjang yang dimiliki,jembatan ini menjadi jembatan gantung terpanjang di Indonesia.Karena dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco,Amerika Serikat, warga setempat kemudian lazim menyebutnya dengan Golden Gate. Selain menjadi akses utama yang menghubungkan Kutai Kartanegara dengan Kota Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit, melewati jembatan serasa berwisata.
Pasalnya, saat melewati jembatan ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, yang sudah disulap menjadi kawasan rekreasi keluarga yang mirip dengan Taman Impian Jaya Ancol,Jakarta. Berdasar laman Wikipedia, di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang dikelilingi taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan.
Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.
Sumber berita : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/446813/
0 comments:
Post a Comment
Mohon tinggalkan komentar, karena setitik komentar anda akan sangat berharga dan tak ternilai demi kemajuan blog ini.
Dan maaf, kalau admin tidak bisa langsung membalas komentar anda sekalian, karena jarang online lewat komputer.
Terima kasih :)